Selasa, 05 November 2013

Pemuda dan Identitasnya Dalam Dunia Perguruan dan Pendidikan


Kemajuan suatu bangsa akan ditentukan oleh kualitas pendidikannya sedangkan masa depan bangsa berada di tangan generasi muda. Disinilah terlihat keterkaitan peran pemuda dalam pendidikan.

Pendidikan bukan semata-mata menekankan arti penting nilai akademik, kecerdasan otak atau intelegensia saja. Namun, harus mencakup kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

Peranan pemuda (mahasiswa) jelas menjadi sangat penting dan hal itu juga telah dibuktikan oleh para pejuang pergerakan nasional, namun harus disesuaikan dengan tuntutan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan nilai-nilai dan jati diri bangsa. Generasi muda merupakan pondasi bangsa dan sebagai agent of change yang diharapkan mampu tampil untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang telah dirintis oleh founding fathers termasuk dalam memajukan pendidikan.

Pendidikan sudah semakin maju dan modern. Namun, dalam praktiknya belum benar-benar memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia. Demikian juga terlihat benar arahnya seperti yang dituntut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan potensi diri anak didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan. Undang-Undang Dasar tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan pendidikan bukan saja untuk menjadikan peserta didik pandai, cerdas, dan terampil saja, tetapi lebih dari itu menjadikannya manusia seutuhnya yang memiliki kecerdasan dan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual. Dengan kemampuan tersebut, diharapkan akan sukses dimanapun berada karena segala gerak langkahnya didasarkan pada nalar atau pemikiran yang tinggi, emosi yang terkendali dan motivasi yang kuat, keyakinan yang besar dan suara hati nurani yang bersih.

Era globalisasi menyebabkan dunia berubah cepat dan kompetisi yang ketat serta terkadang kasar. Hal ini menuntut pembangunan sumber daya manusia yang tangguh dan menekankan pertumbuhan endogen yang menekankan kemajuan harus dicapai dari dalam yang bersumber meningkatnya stok pengetahuan dan ide baru yang mendorong tumbuhnya daya cipta dan inisiatif yang diwujudkan dalam kegiatan inovatif dan produktif. Hal ini harus meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap pembangunan manusia dan hal ini paling utama dihasilkan oleh pendidikan.

Melalui pendidikanlah diharapkan menghasilkan insan yang tidak hanya menyandang gelar, tetapi insan yang memiliki motivasi, semangat ilmiah, yang kreatif, yang selalu mencari kesempurnaan, dan menghindarkan apatisme serta setengah-setengah. Manusia yang demikian itulah yang dapat menjadi andalan masa depan. Hal ini sejalan dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan yang antara lain mengamanatkan kepada kita semua untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu bekerja sama dan bersaing dalam era globalisasi dengan mencintai tanah air dan jati diri bangsa.

Pendidikan harus diarahkan untuk membangun kesadaran kritis anak didik tentang berbagai hal, terutama nilai-nilai moral, kebenaran, keadilan, kejujuran, kebijaksanaan (wisdom), integritas dan wawasan kebangsaan.

 

Peran Pemuda dalam Pendidikan

Sejak zaman pergerakan nasional Indonesia, peranan pemuda sangat besar, dan dalam perjuangannya banyak melalui pendidikan bangsa. Tengoklah misalnya perjuangan Budi Oetomo, Taman Siswa dan lainnya. Para Founding Fathers pun banyak melakukan pendidikan bangsa, misalnya Soekarno tidak henti-hentinya mendidik bangsa terutama untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa, semangat nasionalisme dengan pendidikan politik dan yang juga dikenal dengan nation and character building.

Pada saat ini pemuda juga dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan. Tentu saja sesuai dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan zaman. Para pendidik dituntut bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus dapat berperan menjadikan anak didik menjadi manusia Indonesia yang maju, mandiri, bermartabat, bermakna dalam kehidupannya baik dalam hubungannya dengan masyarakat, alam dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 

Disamping menjadi pendidik yang baik, para pemuda dapat menjadi volunteer yang berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa lalu ada mahasiswa yang dimobilisasi menjadi pendidik secara sukarela terutama di daerah terpencil. Pada saat ini pemuda dapat berinovasi bagaimana berperan untuk membangun bangsa. Bagaimanapun para pemuda saat ini, pada saatnya nanti akan menjadi pemimpin yang antara lain bertanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa, karena hal itu merupakan amanat konstitusi.

 

Contoh:

Sekumpulan pemuda dan pemudi yang memberikan ilmu kepada anak-anak jalanan dengan mendirikan sekolah gratis.

 

Tanggapan:

Untuk mendapatkan ilmu dari lembaga resmi seperti sekolah memang menbutuhkan biaya yang tidak sedikit. Semakin hari biaya pendidikan semakin mahal sehingga menyebabkan sebagian orangtua tidak sanggup untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Untungnya masih ada sekelompok pemuda yang ingin membantu mencerdaskan anak Indonesia yang kurang beruntung dengan memberikan ilmu secara gratis. Para pemuda sadar bahwa pendidikan sangat penting untuk generasi bangsa karena merekalah yang akan menentukan nasib Negara ini.


Sumber: edukasi.Kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar