Kemajuan
suatu bangsa akan ditentukan oleh kualitas pendidikannya sedangkan masa depan
bangsa berada di tangan generasi muda. Disinilah terlihat keterkaitan peran
pemuda dalam pendidikan.
Pendidikan
bukan semata-mata menekankan arti penting nilai akademik, kecerdasan otak atau
intelegensia saja. Namun, harus mencakup kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual.
Peranan
pemuda (mahasiswa) jelas menjadi sangat penting dan hal itu juga telah
dibuktikan oleh para pejuang pergerakan nasional, namun harus disesuaikan
dengan tuntutan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman dengan tidak
meninggalkan nilai-nilai dan jati diri bangsa. Generasi muda merupakan pondasi
bangsa dan sebagai agent of change yang diharapkan mampu tampil untuk
mewujudkan cita-cita bangsa yang telah dirintis oleh founding fathers termasuk
dalam memajukan pendidikan.
Pendidikan
sudah semakin maju dan modern. Namun, dalam praktiknya belum benar-benar
memenuhi amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya untuk meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia. Demikian juga terlihat benar arahnya seperti
yang dituntut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan
potensi diri anak didik agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan.
Undang-Undang Dasar tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
bukan saja untuk menjadikan peserta didik pandai, cerdas, dan terampil saja,
tetapi lebih dari itu menjadikannya manusia seutuhnya yang memiliki kecerdasan
dan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual. Dengan kemampuan tersebut,
diharapkan akan sukses dimanapun berada karena segala gerak langkahnya
didasarkan pada nalar atau pemikiran yang tinggi, emosi yang terkendali dan
motivasi yang kuat, keyakinan yang besar dan suara hati nurani yang bersih.
Era
globalisasi menyebabkan dunia berubah cepat dan kompetisi yang ketat serta
terkadang kasar. Hal ini menuntut pembangunan sumber daya manusia yang tangguh
dan menekankan pertumbuhan endogen yang menekankan kemajuan harus dicapai dari
dalam yang bersumber meningkatnya stok pengetahuan dan ide baru yang mendorong
tumbuhnya daya cipta dan inisiatif yang diwujudkan dalam kegiatan inovatif dan
produktif. Hal ini harus meningkatkan perhatian yang lebih besar terhadap
pembangunan manusia dan hal ini paling utama dihasilkan oleh pendidikan.
Melalui
pendidikanlah diharapkan menghasilkan insan yang tidak hanya menyandang gelar,
tetapi insan yang memiliki motivasi, semangat ilmiah, yang kreatif, yang selalu
mencari kesempurnaan, dan menghindarkan apatisme serta setengah-setengah.
Manusia yang demikian itulah yang dapat menjadi andalan masa depan. Hal ini
sejalan dengan Ketetapan MPR RI Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa
Depan yang antara lain mengamanatkan kepada kita semua untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar mampu bekerja sama dan bersaing dalam era
globalisasi dengan mencintai tanah air dan jati diri bangsa.
Pendidikan
harus diarahkan untuk membangun kesadaran kritis anak didik tentang berbagai
hal, terutama nilai-nilai moral, kebenaran, keadilan, kejujuran, kebijaksanaan
(wisdom), integritas dan wawasan kebangsaan.
Peran Pemuda dalam Pendidikan
Sejak
zaman pergerakan nasional Indonesia, peranan pemuda sangat besar, dan dalam
perjuangannya banyak melalui pendidikan bangsa. Tengoklah misalnya perjuangan
Budi Oetomo, Taman Siswa dan lainnya. Para Founding Fathers pun banyak
melakukan pendidikan bangsa, misalnya Soekarno tidak henti-hentinya mendidik
bangsa terutama untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa, semangat nasionalisme
dengan pendidikan politik dan yang juga dikenal dengan nation and character building.
Pada
saat ini pemuda juga dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan.
Tentu saja sesuai dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan zaman. Para
pendidik dituntut bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi harus dapat berperan menjadikan anak didik menjadi manusia
Indonesia yang maju, mandiri, bermartabat, bermakna dalam kehidupannya baik
dalam hubungannya dengan masyarakat, alam dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping
menjadi pendidik yang baik, para pemuda dapat menjadi volunteer yang berjuang
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada masa lalu ada mahasiswa yang
dimobilisasi menjadi pendidik secara sukarela terutama di daerah terpencil.
Pada saat ini pemuda dapat berinovasi bagaimana berperan untuk membangun
bangsa. Bagaimanapun para pemuda saat ini, pada saatnya nanti akan menjadi
pemimpin yang antara lain bertanggung jawab untuk mencerdaskan bangsa, karena
hal itu merupakan amanat konstitusi.
Contoh:
Sekumpulan
pemuda dan pemudi yang memberikan ilmu kepada anak-anak jalanan dengan
mendirikan sekolah gratis.
Tanggapan:
Untuk
mendapatkan ilmu dari lembaga resmi seperti sekolah memang menbutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Semakin hari biaya pendidikan semakin mahal sehingga
menyebabkan sebagian orangtua tidak sanggup untuk membiayai anak-anaknya
sekolah. Untungnya masih ada sekelompok pemuda yang ingin membantu mencerdaskan
anak Indonesia yang kurang beruntung dengan memberikan ilmu secara gratis. Para
pemuda sadar bahwa pendidikan sangat penting untuk generasi bangsa karena
merekalah yang akan menentukan nasib Negara ini.
Sumber:
edukasi.Kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar